x

Tito Karnavian Imbau Pengendalian Inflasi di Daerah dengan Inflasi Tinggi

waktu baca 2 menit
Selasa, 21 Jan 2025 02:07 0 41 Redaksi

DelikAsia.com, (Jakarta) | Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memberikan perhatian khusus terhadap daerah dengan tingkat inflasi yang masih tinggi. Ia mengimbau agar pemerintah daerah segera mengambil langkah pengendalian untuk menstabilkan harga dan mencegah dampak inflasi yang lebih luas.

Imbauan ini disampaikan oleh Mendagri dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (20/1/2025). Acara tersebut juga dirangkaikan dengan Sosialisasi Pemeriksaan Kesehatan Gratis dalam rangka Hari Ulang Tahun Kemendagri.

Mendagri Tito mengungkapkan sejumlah provinsi yang masih mencatatkan inflasi tinggi, di antaranya Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat, Bali, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Banten, dan Papua Barat Daya. Namun, ia menegaskan bahwa hanya Papua Pegunungan yang inflasinya melebihi target nasional 3,5 persen dan harus mendapatkan perhatian lebih.

Di tingkat kabupaten, daerah dengan inflasi tinggi antara lain Jayawijaya, Mimika, Sorong Selatan, Labuhanbatu, Meulaboh, Tanah Laut, Banggai, Berau, Sikka, dan Indragiri Hilir. Di tingkat kota, Gunungsitoli, Sibolga, Pematangsiantar, Lhokseumawe, Denpasar, Sukabumi, Padangsidimpuan, Dumai, Serang, dan Bima tercatat mengalami inflasi tinggi.

Meskipun tidak semua kabupaten/kota tersebut inflasinya di atas target nasional, Mendagri menegaskan pentingnya kewaspadaan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah diminta untuk mencari penyebab tingginya inflasi, apakah disebabkan oleh kurangnya pasokan komoditas atau masalah distribusi.

Mendagri juga mengusulkan agar pemerintah daerah melakukan gerakan menanam untuk memperkuat produksi komoditas, khususnya yang sering mengalami kenaikan harga seperti cabai merah dan cabai rawit. Menurutnya, gerakan menanam ini bisa diatasi dengan cepat, terutama jika kepala daerah dan dinas pertanian setempat memberikan perhatian serius.

Selain itu, Mendagri juga menyoroti komoditas bawang merah yang masih bergantung pada daerah tertentu, seperti Kabupaten Brebes. Ia menilai bahwa daerah lain sebenarnya memiliki potensi untuk memproduksi bawang merah dan mengurangi ketergantungan pada daerah tertentu yang dapat mempengaruhi kestabilan harga.[Saf/**]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x