DelikAsia.com, (Jakarta) | Di era kecepatan dan keterbukaan informasi publik saat ini, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus meningkatkan pengaturan terkait kinerja pelayanan operasional pelabuhan. Upaya ini dilakukan melalui optimalisasi sistem dan teknologi informasi.
Fokus utama dari optimalisasi ini adalah pelaporan dan pemantauan kinerja operasional pelabuhan, baik yang diusahakan secara komersial maupun yang belum. Hal ini dilakukan melalui Aplikasi Sistem Informasi Pelaporan Elektronik (SIRANI), yang telah diluncurkan pada tahun 2020. Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam operasional pelabuhan di seluruh Indonesia.
Untuk memberikan kesamaan persepsi, keseragaman, dan kualitas yang sama dalam mengoptimalkan aplikasi SIRANI, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan Bimtek Optimalisasi Pelaporan Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan. Berlangsungnya kegiatan ini diadakan bersama seluruh penyelenggara pelabuhan di Jakarta pada Kamis, 26 September. Dan bimtek ini bertujuan untuk memastikan implementasi SIRANI berjalan efektif, Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam meningkatkan kinerja pelaporan operasional pelabuhan di seluruh Indonesia.
Direktur Kepelabuhanan, Muhammad Masyhud, dalam sambutannya, mengatakan, “Pembangunan aplikasi SIRANI diharapkan mampu berfungsi sebagai kontrol terhadap kinerja operasional pelabuhan, kemudahan dalam mengakses informasi tentang kinerja pada pelabuhan tertentu, serta mendorong peningkatan kapasitas penyelenggara pelabuhan dalam beradaptasi dengan teknologi informasi.”
Lanjut Masyhud, pelabuhan memegang peranan penting sebagai pintu gerbang utama bagi arus barang dan penumpang, serta menjadi elemen kunci dalam sistem logistik nasional. “Kinerja pelabuhan yang optimal sangat menentukan kelancaran distribusi logistik di Indonesia dalam mendukung kemajuan perekonomian nasional,”
“Pelaporan kinerja yang baik akan memungkinkan kita untuk melakukan evaluasi terhadap sejauh mana pelabuhan dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan berkualitas kepada para pengguna jasa,” pungkasnya.
SIRANI hadir sebagai alat untuk membantu Para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam mengumpulkan dan melaporkan data kinerja operasional pelabuhan secara sistematis.
“Dengan SIRANI, kita dapat memastikan bahwa informasi yang diterima oleh pemangku kepentingan terkait bersifat tepat waktu dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan strategis,” tuturnya.
Di sisi lain, ia menggarisbawahi bahwa saat ini terdapat 192 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang belum melaporkan data operasional kinerja pelayanannya melalui SIRANI. Hal ini menunjukkan adanya tantangan dalam mewujudkan sistem pelaporan yang lebih baik dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Adapun yang sudah melaporkan data operasionalnya baru 72 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi kita dalam mewujudkan pelaporan kinerja yang lebih baik dan sesuai dengan target rencana strategis Ditjen Perhubungan Laut,” tegas Masyhud.
Menurutnya, peningkatan partisipasi UPT dalam pelaporan sangat krusial untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pelabuhan. Dengan melibatkan lebih banyak UPT, diharapkan kualitas data yang diperoleh juga semakin baik, sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam pengembangan infrastruktur dan pelayanan pelabuhan.
Terakhir, Direktur Kepelabuhanan berharap pengembangan teknologi informasi ini dapat sejalan dengan pengaturan yang lebih komprehensif, fleksibel, dan adaptif. “Dengan begitu, kondisi tersebut akan lebih ideal dalam hal pengawasan, pemantauan, dan pelaporan kinerja operasional pelabuhan, termasuk kemudahan dalam mengakses informasi terkait kinerja operasional pelabuhan,” tutupnya.[S4F4R/**]
Tidak ada komentar