x

Pertemuan Retreat para Menlu ASEAN Berlangsung di Laos

waktu baca 5 menit
Senin, 29 Jan 2024 19:47 0 698 Redaksi
DelikAsia.com, (Luang Prabang) | Pertemuan Retreat para Menlu ASEAN baru saja selesai diselenggarakan di Luang Prabang, Laos. (29/01/2024).
Keputusan ASEAN untuk tidak mengundang political level Myanmar tetap diberlakukan. Kali ini, Myanmar memutuskan untuk mengirim wakil pada tingkat non-political level, yaitu Permanent Secretary dari Kementerian Luar Negeri Myanmar.
Sekali lagi, Myanmar hadir pada non-political level.
Pertemuan Retreat dilakukan dalam 2 Sesi. Sesi pertama membahas prioritas Laos sebagai Ketua ASEAN dan follow-up dari KTT sebelumnya, termasuk diantaranya implementasi 5PC. Sesi kedua membahas situasi Kawasan dan internasional.
Di sesi pertama, beberapa hal yang saya sampaikan antara lain bahwa Indonesia menyampaikan dukungan terhadap keketuaan dan prioritas Laos tahun ini.
Tiga isu utama yang saya angkat:
Pertama saya menyampaikan hal-hal yang penting untuk ditindaklanjuti oleh Keketuaan Laos antara lain mengarus-utamakan isu maritim, melalui the ASEAN Maritime Forum (AMF)/Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF) dan inisiatif maritim lain.
Juga pentingnya dilanjutkan ASEAN Human Rights Dialogue, 2nd ASEAN Interreligious and Intercultural Dialogue Conference, 2nd ASEAN Blue Economy Forum dan Finalisasi TOR ASEAN Coordinating Task Force on Blue Economy.
Kedua, mengenai situasi di Myanmar. Cukup banyak yang saya sampaikan di isu Myanmar ini.
Indonesia sambut baik komitmen ulang para Menlu ASEAN untuk menjadikan 5PC sebagai referensi utama upaya ASEAN membantu Myanmar keluar dari krisis. Indonesia juga menyampaikan semua catatan penanganan isu Myanmar selama keketuaan Indonesia tahun lalu, telah disampaikan ke Laos sebagai Ketua tahun ini.
Indonesia juga mengharapkan tidak terjadinya permissive actions yang dapat menghambat atau memundurkan implementasi 5PC. Engagement dengan stakeholders harus dilakukan secara cermat, agar tidak secara politis dikapitalisasi oleh stakeholder tertentu.
Indonesia menyampaikan kesiapannya untuk berkontribusi melalui mekanisme Troika. Diskusi di dalam mekanisme troika ini diharapkan tidak hanya terbatas pada konsultasi, namun juga mencakup koordinasi bantuan kemanusiaan dan fasilitasi dialog yang inklusif.
Kemudian mengenai engagement dengan external partner ASEAN, Indonesia mengharapkan selalu dikoordinasikan dengan Ketua ASEAN.
Saya juga menyoroti  isu Rohingya. Saya tekankan bahwa isu Rohingya harus terus dibahas di ASEAN dan sebagai bagian dari upaya penyelesaian masalah Myanmar. ASEAN harus bekerja keras untuk mempersiapkan kondisi kondusif sehingga kaum Rohingya dapat kembali ke Myanmar secara sukarela,  aman dan bermartabat.
Isu Ketiga yang saya angkat di sesi pertama adalah mengenai peta jalan Timor Leste (TL)  menjadi anggota penuh ASEAN. Saya menekankan kesiapan Indonesia untuk terus membantu TL dalam memenuhi peta jalan tersebut menuju keanggotaan penuh di ASEAN. Untuk tahun ini, prioritas bantuan kapasitas yang diberikan oleh Indonesia antara lain di bidang food controleducation including ASEAN Study, dan customs reform and modernization.
Rekan-rekan,
Di sesi kedua mengenai isu Kawasan/internasional saya angkat 2 isu yaitu mengenai regional arsitektur di Kawasan Indo-Pasifik dan juga situasi di Gaza.
Mengenai Regional arsitektur di Kawasan Indo-Pacific, saya menekankan beberapa hal antara lain pentingnya ASEAN tetap di driver’s seat dalam menavigasi dinamika Kawasan Indo-Pacific. Dalam kaitan inilah pengarusutamaan implementasi AOIP dengan semua mitra ASEAN melalui ASEAN-led mechanismmenjadi sangat penting artinya.
Indonesia menyambut baik rencana penyelenggaraan Pertemuan Pertama High Contracting Parties dari TAC tahun ini. Diyakini pertemuan ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai penghormatan terhadap rules of the games yang sudah disepakati,
Isu kedua di sesi kedua, mengenai Gaza. Saya sampaikan pandangan Indonesia secara sangat terbuka.
Beberapa hal yang saya tekankan, ASEAN memiliki kesatuan sikap pada saat menyangkut isu principles, hukum internasional, hukum humaniter internasional, termasuk dalam menyikapi  situasi di Gaza.
Saya sampaikan bahwa principles matter for ASEAN.
Indonesia juga sangat prihatin melihat memburuknya situasi di Gaza. Indonesia juga melihat beberapa negara dunia menganut double standard untuk mensikapi situasi Gaza.
Indonesia menekankan setiap manusia memiliki hak untuk dihormati yang sama, termasuk bangsa Palestina. Dan Indonesia menyampaikan kita mencermati dari dekat keputusan ICJ atas kasus yang dibawa oleh Afrika Selatan. Keputusan ICJ mencerminkan sikap bahwa tidak ada satupun negara yang berada di atas hukum.
Indonesia menyayangkan ditangguhkannya dukungan keuangan kepada UNRWA oleh beberapa negara donor, disaat para pengungsi Palestina sangat memerlukan bantuan. Investigasi yang terbuka, transparan serta kredibel terhadap tuduhan keterlibatan beberapa pegawai UNRWA perlu dilakukan, namun penundaan dukungan keuangan terhadap UNRWA merupakan “collective punishment” terhadap pengungsi Palestina.
Rekan-rekan, itu tadi pernyataan Indonesia yang disampaikan dalam AMM Retreat.
Rekan-rekan, beberapa hal yang disepakati dari pertemuan AMM retreat, antara lain:
  1. Keberlanjutan berbagai deliverables keketuaan Indonesia tahun lalu, termasuk dukungan atas kelanjutan ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) dan kelanjutan pelaksanaan ASEAN Human Rights Dialogue.
  2. Meneruskan mainstreaming agenda maritim di ASEAN, untuk mendorong stabilitas dan kerja sama maritim kawasan, termasuk blue economy dan penyelenggaraan AMF/EAMF.
  3. Meneruskan pengarusutamaan implementasi AOIP di berbagai  ASEAN-led mechanisms. Dalam hal ini, Concept Note on AOIP-based Comprehensive Regional Architecture dari Indonesia telah disetujui untuk dibahas lebih lanjut.
  4. Dukungan terhadap rencana Trilateral Summit China, Japan, ROK.
  5. Dan juga keprihatinan dan seruan penghentian kekerasan dan immediate ceasefire di Gaza, mengutuk keras aksi kekerasan terhadap rakyat sipil, dukungan terhadap two-state solution dan mendesak Israel mematuhi keputusan ICJ terkait Gaza.
Rekan-rekan, 
Selain hadir dalam Pertemuan Retreat saya juga lakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Laos yang intinya melakukan compare notes terhadap hal-hal yang perlu ditindaklanjuti selama keketuaan Laos, dan juga dengan Menlu Thailand yang intinya membahas bagaimana koordinasi dapat dilakukan untuk mengimplementasikan 5 Point Concensus (5PC).
Selain itu, bersama dengan Menlu Laos saya telah menyaksikan penandatanganan MoU kerjasama antara Indonesia dan Mekong River Commission (MRC). Inti dari MoU adalah kerjasama pemberian kapasitas dibeberapa bidang prioritas antara lain water resources managementirrigation, ketahanan terhadap perubahan iklim, disaster risk managementsustainable inland fisherieswater-related sustainable development goals, dan juga bidang pariwisata.
Indonesia merupakan negara pertama non-Mekong di ASEAN yang menandatangani kerjasama dengan MRC. Tentunya semangat yang melandasi kerjasama ini adalah spirit Bandung, memperkokoh kerjasama antara negara-negara dari the Global South.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Selanjutnya saya dan para Menlu ASEAN akan menuju ke Brussels untuk hadir dalam pertemuan para Menlu ASEAN-EU.[RED/KEMLU].

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x