DelikAsia.com, (Jakarta) | Indonesia terus menegaskan komitmennya terhadap pengakuan negara Palestina sebagai langkah strategis menuju dunia yang lebih damai dan adil. Dalam Debat Umum High-Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-79, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya negara-negara anggota PBB, khususnya Anggota Tetap Dewan Keamanan, untuk mengambil tindakan konkret dalam menghentikan pelanggaran hukum internasional oleh Israel.
Retno menyebutkan bahwa mandat Dewan Keamanan PBB seharusnya berfokus pada penciptaan perdamaian, bukan memperpanjang konflik. Dalam konteks ini, ia juga mengusulkan konsep kepemimpinan tanpa hegemoni yang mengedepankan dialog dan kolaborasi. Pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan tindakan bersama yang mendengarkan kepentingan semua pihak, serta membangun jembatan untuk kerjasama global yang lebih kuat. Keberanian Indonesia dalam mendorong pengakuan Palestina mencerminkan peran aktifnya di panggung internasional dan komitmennya terhadap keadilan sosial.
Dalam hal ini, Menlu Retno Marsudi mengusulkan tiga prioritas kunci.
Pertama, memajukan perdamaian melalui perdamaian yang inklusif.
Kedua, memastikan masa depan yang berketahanan dengan tercapainya kesejahteraan bersama.
Ketiga, membangun jembatan guna memastikan kolaborasi global.
Ketiga hal ini telah dilaksanaan Indonesia melalui kiprah di dunia internasional.
Sejarah mencatat bahwa Indonesia telah lama menjadi suara penting bagi negara-negara Global South, terbukti dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Dalam dekade terakhir, Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pemimpin solutif dalam menangani tantangan global.
Selama pandemi Covid-19, Indonesia berperan krusial dengan memimpin pembentukan Pandemic Fund dan mengetuai COVAX AMC Engagement Group, yang bertujuan memastikan akses vaksin yang setara bagi semua negara. “Ini adalah langkah nyata dalam menciptakan solidaritas global di tengah krisis kesehatan,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Pada tahun 2022, Indonesia juga berhasil menjembatani perbedaan tajam di antara anggota G-20, menunjukkan kemampuannya untuk memfasilitasi dialog di tengah situasi geopolitik yang kompleks. Menlu Retno menekankan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia, termasuk penguatan partisipasi perempuan.
Indonesia mendorong pemberdayaan perempuan dan akses setara di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan. “Pemberdayaan perempuan akan mendorong perdamaian dan kesejahteraan,” pungkas Menlu Retno, menegaskan bahwa langkah ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik bagi semua.[Safar/**]
Tidak ada komentar