DelikAsia.com, (Jakarta) | Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, bersama Wakil Menteri Pertahanan M. Herindra, menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR pada Rabu (25/9) di gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta. Rapat ini menjadi krusial menjelang akhir periode jabatan 2019-2024, dengan fokus pada sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) Kerja Sama Bidang Pertahanan.
Ketua Komisi I, Meutya Hafid, memimpin rapat yang mencakup laporan Panitia Kerja, pembacaan naskah RUU, pendapat akhir mini fraksi, dan penandatanganan naskah RUU. Prabowo menegaskan bahwa ratifikasi rancangan kerja sama pertahanan dengan lima negara—India, Prancis, UEA, Brasil, dan Kamboja—sangat krusial bagi Indonesia.
“Alhamdulillah kita telah menuju ratifikasi penuh rancangan kerja sama pertahanan yang sangat penting,” ungkapnya. Menhan mengapresiasi kerja keras Komisi I dalam menyelesaikan pembahasan tersebut, menambahkan bahwa kolaborasi dengan negara-negara tersebut dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Dalam pertemuan tersebut, agenda utama mencakup pembahasan ratifikasi kerjasama dengan lima negara strategis, yaitu India, Prancis, UEA, Brasil, dan Kamboja. Prabowo menegaskan pentingnya kolaborasi ini untuk memperkuat pertahanan Indonesia di tengah tantangan global.
Rapat ini juga menjadi momen bagi Prabowo untuk mengapresiasi kerja keras Komisi I, serta mengungkapkan komitmennya terhadap kedaulatan bangsa dan perlunya peningkatan anggaran pertahanan yang saat ini masih rendah, di bawah satu persen dari PDB. Dengan nada reflektif, ia meminta maaf atas segala kekurangan selama masa jabatannya dan menekankan pentingnya pertahanan yang solid bagi masa depan Indonesia.
Selama masa jabatannya, Prabowo menyoroti pentingnya menjaga kedaulatan negara, dengan mengingatkan bahwa anggaran pertahanan Indonesia, yang hanya 0,89% dari Produk Domestik Bruto (PDB), adalah salah satu yang terendah di Asia. Ia mengakui bahwa cita-cita untuk memiliki pertahanan yang kuat masih jauh dari tercapai, terutama karena prioritas pada kesejahteraan rakyat.
Di akhir pernyataannya, Prabowo meminta maaf atas segala kekurangan yang mungkin terjadi selama lima tahun kepemimpinannya, menegaskan niatnya untuk menjaga kepentingan dan kedaulatan bangsa. “Kalau kita ingin terus berdaulat dan merdeka, kita harus punya pertahanan yang kuat. Semoga Indonesia selalu kuat dan jaya,” tutupnya.[Di2n bk/**]
Tidak ada komentar