DelikAsia.com, (Jakarta) | Ketua Mahkamah Agung, Prof. Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H., resmi membuka kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan bagi pimpinan pengadilan, panitera, dan sekretaris pengadilan pada hari Kamis, 19 September 2024, di ballroom Grand Mercure Harmoni. Kegiatan ini dihadiri oleh 120 peserta yang berasal dari berbagai lingkungan peradilan.
Dalam sambutannya, Ketua MA menekankan pentingnya kompetensi kepemimpinan di lingkungan peradilan, yang tidak hanya meliputi kemampuan teknis yudisial, tetapi juga keterampilan dalam pengelolaan 3M: Man, Material, dan Money. Ia menekankan bahwa adaptasi terhadap kemajuan teknologi sangat krusial untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas peradilan.
“Seorang hakim yang diangkat sebagai pimpinan pengadilan harus memiliki pemahaman yang kuat mengenai manajemen administrasi dan tata kelola organisasi, selain dari kemampuan teknis persidangan,” ujar Syarifuddin. Ia menjelaskan bahwa dua bidang administrasi yang perlu dikuasai adalah administrasi perkara dan administrasi umum non-keperkaraan, untuk memastikan setiap pimpinan pengadilan berfungsi sebagai pemimpin dan manajer yang efektif.
Ketua MA juga merinci bahwa tiga unsur jabatan dalam lembaga peradilan—pimpinan pengadilan, panitera, dan sekretaris—memegang tanggung jawab berbeda dalam penyelenggaraan tugas, sesuai dengan ruang lingkup kewenangan masing-masing.
Kepala Badan Strategi Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan, Bambang Hery Mulyono, S.H., M.H., menambahkan bahwa tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi manajerial dan kepemimpinan di kalangan peserta. Pelatihan ini melibatkan ketua atau wakil ketua pengadilan tingkat pertama, panitera, dan sekretaris, yang semuanya diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam tugas mereka.
Salah satu sorotan penting dalam acara ini adalah peluncuran inovasi Smart Collaborative Learning System (SCLS), model pembelajaran yang menggabungkan kecerdasan manusia dengan kecerdasan buatan (AI). Melalui SCLS, proses pembelajaran dirancang untuk menjadi lebih menarik dan interaktif, dengan AI yang dapat menerjemahkan modul-modul pembelajaran ke berbagai bentuk media.
Prof. Syarifuddin berharap bahwa teknologi AI akan menjadi bagian integral dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tugas-tugas yudisial. Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan juga telah mengembangkan Learning Management System (LMS) bernama Menpim Optima, yang bertujuan untuk mendukung pembelajaran kolaboratif.
Di akhir sambutannya, Syarifuddin mengungkapkan harapannya agar pelatihan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, memberikan kesempatan bagi lebih banyak aparatur peradilan untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka. Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan atas inovasi yang telah dilakukan untuk kemajuan lembaga pelatihan di lingkungan Mahkamah Agung.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua MA Bidang Yudisial, Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial, para Ketua Kamar di Mahkamah Agung, pejabat eselon I dan II, serta tamu undangan lainnya.[S4F4R_O7/**]
Tidak ada komentar