DelikAsia.com, (Bali) | “Bumi, udara, tanah, dan air bukanlah suatu warisan dari leluhur kita tapi merupakan hutang kepada anak cucu kita. Jadi, kita harus mengembalikan lagi kepada mereka, setidaknya sama seperti saat diwariskan kepada kita”.
Itulah sepenggal kutipan inspirasional sosok Mahatma Gandhi yang diungkapkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menjadi pembicara dalam sesi Local Process pada rangkaian World Water Forum (WWF) ke-10 yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Rabu (22/05/2024).
Dengan kutipan tersebut, Menteri AHY mengingatkan kepada dunia bahwa apa yang dilakukan hari ini akan membentuk masa depan dunia. “Kami ingin anak-anak kami hidup di planet yang berkelanjutan dan layak huni. Oleh karena itu, air tawar harus dimanfaatkan dan dilestarikan dengan baik,” ucapnya.
Menurutnya, sumber daya air tidak boleh dieksploitasi secara berlebihan, bahkan untuk kepentingan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Kendati dapat meningkatkan kesejahteraan dan aksesibilitas yang adil bagi sebagian orang, eksploitasi sumber daya air bertentangan dengan prinsip keberlanjutan.
“Di sisi lain, kemakmuran dan keberlanjutan dapat dicapai oleh kelompok tertentu melalui monopoli air atau pembatasan air yang berlebihan. Namun, hal tersebut mungkin menghambat aksesibilitas yang adil bagi masyarakat luas,” ungkap Menteri AHY.
Oleh karena itu, keadilan dalam mengelola sumber daya air harus ditegakkan oleh seluruh lapisan penduduk bumi di semua tingkatan secara serentak dan dengan keseimbangan. “Karena itulah cara terbaik kita untuk menyadari arti sebenarnya kemakmuran bersama,” pungkas Menteri AHY.
Turut hadir menjadi pembicara dalam sesi tersebut, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian; Presiden World Water Council, Loic Fauchon; Presiden UCLG, Ugur Ibrahim Altay; dan Menteri Perairan Maroko, Nizar Baraka. (LS/PHAL)
Tidak ada komentar