x

Abah Sahruji Ketua Ormas GRIB Ultimatum Kantor PT PLN Cilegon

waktu baca 2 menit
Kamis, 30 Jan 2025 23:19 0 139 Redaksi

DelikAsia.com, (Cilegon) | Pemadaman listrik yang terjadi di Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon memicu reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat setempat. Kejadian tersebut dinilai mencerminkan kelalaian dalam distribusi oleh PT PLN Persero, yang dianggap sembrono oleh warga. Menanggapi hal tersebut, ratusan anggota organisasi masyarakat (Ormas) Grib Jaya DPC Cilegon pun langsung menggeruduk Kantor PT PLN Persero untuk menyampaikan protes mereka.

Aksi damai yang dilakukan oleh Ormas Grib Jaya DPC Cilegon berlangsung di depan kantor Distribusi PT PLN Persero yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Grib Jaya DPC Cilegon, H. Abah Sahruji, bertemu langsung dengan pimpinan PT PLN Persero untuk melakukan mediasi terkait insiden tersebut.

“Kami meminta agar PT PLN Persero Cilegon dapat membuat program CSR yang diarahkan untuk mendukung Masjid-masjid, khususnya Masjid Agung Nurul Ikhlas, melalui dana CSR mereka,” ujar H. Abah Sahruji SH, Ketua Grib Jaya DPC Cilegon, saat diwawancarai oleh wartawan pada Kamis (30/1/2025).

Sahruji juga menekankan bahwa insiden pemadaman tersebut sangat memalukan bagi masyarakat Cilegon, mengingat yang dipadamkan adalah tempat ibadah. Ia menegaskan, kejadian serupa tidak boleh terulang di masa depan. “Ini sangat memalukan karena yang dipadamkan adalah tempat ibadah. Kami minta kejadian ini tidak terulang lagi,” ungkapnya dengan tegas.

Menanggapi tuntutan tersebut, Gilang, Humas PT PLN Persero Banten, menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang timbul akibat pemadaman listrik tersebut. Gilang menjelaskan bahwa PT PLN Persero telah mengirimkan surat tagihan listrik kepada DKM Masjid Agung Nurul Ikhlas, namun tidak ada respon dari pihak pengurus masjid. Sebagai akibatnya, PLN terpaksa melakukan pemadaman untuk menghindari akumulasi utang.

“Kami sudah melayangkan surat tagihan listrik kepada DKM Masjid Agung Nurul Ikhlas, namun tidak ada tanggapan dari pihak masjid. Kami akhirnya mengambil keputusan untuk memadamkan listrik. Sekali lagi, kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat Cilegon,” kata Gilang.

Kasus ini mencuat sebagai peringatan bagi pihak PLN untuk lebih berhati-hati dalam menangani keluhan dan pembayaran dari pelanggan, terlebih apabila menyangkut tempat ibadah yang memiliki makna penting bagi masyarakat. Masyarakat berharap agar komunikasi antara PT PLN Persero dengan pengurus masjid dapat diperbaiki untuk menghindari konflik serupa di masa mendatang.[Di2n Bk]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x