DelikAsia.com, (Jakarta) | Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, melalui Distrik Navigasi Tipe B Tanjung Priok, menggelar Rapat Sosialisasi dan Audiensi Terkait Sistem Pelaporan Kapal. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat keselamatan dan efisiensi pelayaran di perairan Indonesia, sesuai amanah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 4 Tahun 2023 tentang Tata Kelola Lalu Lintas Kapal.
Direktur Kenavigasian, Budi Mantoro, dalam sambutannya menekankan pentingnya penerapan sistem pelaporan kapal yang terintegrasi. “Sistem ini merupakan elemen kunci dalam memantau aktivitas pelayaran, meningkatkan keselamatan, dan mendorong efisiensi di sektor maritim nasional. Kolaborasi semua pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan pelayanan kenavigasian yang lebih baik,” ujar Budi.
Kepala Distrik Navigasi Tipe B Tanjung Priok, Mugen S. Sartoto, menambahkan, panduan yang tercantum dalam Berita Pelaut Indonesia (BPI) memuat kewajiban setiap kapal melapor pada Vessel Traffic Service (VTS) sesuai Reporting Point. Wilayah kerja meliputi Tanjung Priok, Merak, Panjang, dan Cirebon.
“Pelaporan kapal bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga tanggung jawab bersama dalam menjaga keamanan dan kelancaran lalu lintas pelayaran, terutama di wilayah perairan strategis,” jelasnya.
Peran Strategis Pemangku Kepentingan
Acara ini melibatkan 138 peserta dari berbagai sektor, termasuk Kementerian/Lembaga, asosiasi pelayaran seperti INSA JAYA dan ISAA, badan usaha pelabuhan, serta perusahaan pelayaran. Narasumber dari Direktorat Kenavigasian, Pusat Hidro-Oceanografi TNI AL, dan Distrik Navigasi Tipe B Tanjung Priok turut berbagi wawasan terkait teknis pelaporan kapal.
“Kami berkomitmen untuk terus membangun sinergi antar pemangku kepentingan agar implementasi sistem pelaporan kapal menjadi optimal dan memberikan manfaat nyata bagi keselamatan pelayaran,” tambah Mugen.
Modernisasi Kenavigasian Nasional
Kementerian Perhubungan terus memperkuat modernisasi dengan 23 unit instalasi VTS di 25 distrik navigasi di seluruh Indonesia. Teknologi seperti Automatic Identification System (AIS) dan Long-Range Identification and Tracking (LRIT) menjadi bagian penting dalam menghadirkan data pelayaran yang akurat dan real-time.
“Teknologi ini tidak hanya alat bantu, tetapi solusi untuk meminimalkan risiko kecelakaan laut secara signifikan,” tegas Budi Mantoro.
Melalui kegiatan ini, Kementerian Perhubungan kembali menegaskan komitmen mendukung pengembangan kenavigasian Indonesia yang modern, efektif, dan efisien. Sinergi antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan pengguna jasa pelayaran diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan, keamanan, serta efisiensi pelayaran di perairan nasional.
“Sinergi lintas sektor adalah kunci keberhasilan. Kami optimis, dengan kerja sama yang baik, sistem pelaporan kapal ini akan menjadi fondasi kuat untuk meningkatkan keselamatan maritim Indonesia,” tutup Mugen.[Bram/**]
Tidak ada komentar