x

Indonesia dan Korea Tingkatkan Transformasi Digital Industri

waktu baca 2 menit
Minggu, 26 Jan 2025 23:44 0 37 Redaksi

DelikAsia.com, (Jakarta) |  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengakselerasi penerapan Industri 4.0 di sektor manufaktur untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing global. Upaya percepatan transformasi digital ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menyatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan sangat penting untuk memastikan Indonesia mampu bersaing dalam era digital.

“Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan sangat diperlukan guna memastikan Indonesia dapat bersaing secara global dalam era digital ini,” ujar Andi dalam keterangan resminya, Minggu (26/1).

Andi juga mengungkapkan bahwa pemerintah semakin menyadari pentingnya Industri 4.0, terutama bagi sektor manufaktur, yang merupakan pilar utama perekonomian Indonesia. Dalam rangka mendorong percepatan adopsi teknologi digital, pemerintah meluncurkan inisiatif “Making Indonesia 4.0” yang bertujuan untuk mempercepat digitalisasi sektor manufaktur.

Namun, Andi mengakui adanya tantangan besar, seperti kesiapan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia yang terampil, dan kesenjangan digital di berbagai daerah. Untuk mengatasi hal tersebut, Kemenperin telah menjalin kerja sama bilateral dengan Korea Selatan, melalui International Economic Affairs Bureau, Ministry of Economy and Finance (MOEF), untuk digitalisasi industri manufaktur Indonesia.

Penandatanganan Memorandum of Arrangement (MoA) antara kedua negara dilakukan pada 22 Januari 2025. MoA tersebut ditandatangani oleh Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri (POPTIKJI), Priyadi Arie Nugroho, dan Director of Trade Policy Coordination Division, MOEF Korea Selatan, Choi Dong Il.

Priyadi Arie Nugroho menyampaikan optimisme terhadap penerapan konsep Smart Factory yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi, mengurangi biaya operasional, serta memperbaiki daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar global.

“Kami yakin dengan pengalaman Korea Selatan yang telah sukses mengembangkan ekosistem smart factory, kolaborasi ini akan menjadi panduan penting dalam transformasi besar-besaran sektor manufaktur Indonesia,” ungkap Priyadi.

Choi Dong Il mendukung penuh inisiatif Kemenperin dan berharap proyek kerja sama ini dapat meningkatkan daya saing sektor manufaktur Indonesia, serta memperkuat kolaborasi antara perusahaan Indonesia dan Korea Selatan di pasar global.

“Kami berharap proyek-proyek seperti ini terus berkembang, memberikan peluang baru dalam hubungan perdagangan antara Korea dan Indonesia,” ujar Choi.

Sementara itu, Direktur Akses Industri Internasional (AII) Kementerian Perindustrian, Dewi Muliana, menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia, mendorong ekspor, investasi, dan partisipasi dalam rantai suplai global.

“Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat transformasi digital di sektor manufaktur Indonesia, dengan menyusun panduan untuk smart factory yang akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri manufaktur,” tutup Dewi.[Saf/**]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x